Harpan dan kemauan, yapp kedua
kata itu saling terhubung, hal itu aku dapatkan ketika aku bersama
teman-temanku melakukan pendakian di gunung merbabu dan itu merupakan kali
pertama aku melakukan pendakian. Sebenarnya saya dan teman kos saya sudah lama sekali
merencanakan pendakian ini namun baru kemarin tanggal 27 agustus 2013 kemarin
semuanya terlaksana yapp ini semua berkat rahmat Allah SWT yang telah memberi
kesempatan pada kami, dan berkat mantan kakak kos yang sudah kami anggap
keluarga yaitu mas fikry dan mas alfa yang membantu kami dalam persiapan mental
maupun materi hehe maklum mereka mempunyai rental perlengkapan outdor .
Singkat saja kami dari awal belum
ada persiapan mengenai informasi tentang gunung merbabu yap yap bahkan rutenya
pun kami belum tau dan alhasil kita terdampar di desa nagrong, disitulah kami
memulai pendakian, sekitar pukul stengah lima sore, dengan sayup-sayup angin
dan suara ranting pohon di kaki bukit itu kami berdoa dan melangkah keatas,
baru sebentar kami jalan sekitar setengah jam saya sudah merasa capek dan nyeri
di sekitar kaki, maklum berat badanku mendekati obesitas, dan kami terpaksa
istirahat. Begitupun seterusnya setiap setengah jam saya pasti minta berhenti
namun teman-teman dan mas-mas tetap sabar dan mau menungguku.
Setelah kira-kira satujam
pendakian kami sampai di pos satu dan kami dengan tenang melanjutkan perjalanan
dan waw kita tersesat setelah kami berunding dan terpaksa kita kembali ke pos
satu dan mencari jalan yang benar, maklum ternyata jalur yang kita lalui itu
jalur ekstrim dan jarang dilalui sementara alang-alang setinggi dada berbaris
di pepan untuk mengacaukan pandangan kita, dan akhirnya kami sampe ke pos dua
dan istirahat yap waktu itu jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan jalan
mulai gelap. Setelah beristirahat limabelas menit kami melanjudkan perjalanan
ke pos tiga dengan lelah dan berjalan di kegelapan.
Kemudian setelah sampai di pos
tiga kami menemui sumber air yang dibuat warga, kami mengambil sedikit air dan
melanjudkan perjalanan nah kira-kira setelah setengah jam lebih kami
melanjudkan perjalanan ternyata kami semua sadar jika kami tersesat di jurang,
waw jurangh itupun hanya pisa dilewati setapak dan saat kami menggunakan senter
untuk melihat dasar itu sia-sia karna dasarnya tak terjangkau oleh senter dan
mata kita yang penuh kelemahan ini. Kami memutuskan kembali ke pos tiga dan
mendirikan tenda disana.
Kami bersama mendirikan tenda dan
membuat api karena malam itu suhu sangat dingin, kami memasak mie instan dan
makan bareng-bareng, ketika pukul sepuluh kami masuk tenda dan tidur
berdempetan agar suhu tetap stabil, namun salah satu teman kami yaitu dadang
membuat geger sekitar jam dua malam dia bangun dan bicara “mas ada macan mas”
waw kami kaget serentak kemudian mas fikry mencoba menenangkan kami dia bilang “sudah
dek biarin saja” setelah pagi hari kami sholad subuh dengan gemetar menahan
dingin. si danang cerita kalau dia di senggol dan mendengar dengusan dari macan
itu yap kami sarapan dan sekitar pukul setengah delapan kami melanjudkan
perjalanan namun sayang mas alfa cidera otot kaki sehingga harus tinggal di
dalam tenda dan tidak dapat melanjudkan ke puncak.
Perjalanan kami ke puncak cukup
ekstrim kami juga merasakan haus karena hanya membawa bekal air dua botol dan
gula merah, kami melewati jurang dan setelah melewati pos 4 kami di suguhi
jalur yang sangat sulit dengan kemiringan hampir 90 derajat dan jalan yang
sudah ketutup rumput kami mencoba merangkak naik naik dan terus naik dan
akhirnya kami sampai di puncak merbabu dengan disuguhi pemandangan puncak lawu
dan puncak merapi dan juga hamparan awan putih yang lar biasa . yap aku hanya
dapat bilang SUBHANALLAH Allah maha besar dengan segala ciptaanNya dan segala
kemurahanNya.
Diatas saya tidak menyangka kalau
aku SANGGUP sampai ke puncak ini, aku belajar semuanya, apa yang kita inginkan
apa yang kita impikan haruslah kita perjuangkan dengan sekuat tenaga walau kita
ragu diawal walau harus melewati jurang bukit dan mungkin kita juga tersesat namun
keyakinan kita untuk sampai di puncak harus lebih besar dari pada semua alasan
untuk kita mundur.